RESUME
Diajukanuntukmemenuhisalahsatutugas
matakuliahLandasan
Pendidikan yang diampu oleh :
DR.
BABANG ROBANDI, M.PD
oleh :
BilliArifauzan( 1407082 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
JL. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Telp. (022) 2013163 – 2013164 Fax. (022) 2013651
I.
Pendahuluan
Manusia
dan pendidikan merupakan dua komponen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Ihsan ( 2010 : 2 ) menjelaskan bahwa “pendidikan bagi kehidupan
umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat.
Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup
berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan
bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka”. Hal ini menjelaskan bahwa
manusia membuthkan pendidikan selama mereka masih menjalani hidup dan berusaha
meraih cita – cita, sejahtera , dan bahagia . fungsi dan peran pendidikan yang
begitu sentral bagi kelangsungan hidup manusia, menjadikan manusia dan
pendidikan sebagai dua sisi uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Karena,
manusia sebagai objek sekaligus subjek pendidikan. Manusialah yang menjadi
penggerak roda pendidikan dan
menjalankan sistem pendidikan, sehingga bisa dikatan tanpa ada manusia
roda pendidikan tidak akan pernah berputar, dengan ini manusia merupakan subjek
pendidikan. Pertanyaannya adalah manusia yang bisa menggerakan roda pendidikan
adalah manusia yang seperti apa?. Tentu manusia yang terdidik dan mempunyai
kemampuan untuk menjalankan fungsi dan peran pendidikan, kemampuan tersebut
tidak lain didapatkan melalui pendidikan, dengan ini manusia merupakan objek
bagi pendidikan. untuk, memajukan kehidupan mereka itulah, maka pendidikan
menjadi sarana utama yang perlu dikelola, secara sistematis dan sesuai
kebutuhannya.
Manusia adalah
makhluk yang dinamis, yang selalu mempunyai kebutuhan yang beragam, da.n
bercita – cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia baik lahir
maupun batin, baik duniawi maupun akhirat. Namun demikian, cita – cita tersebut
tidak mungkin dicapai jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras untuk meningkatkan
kemampuannya seoptimal mungkin melalui proses pendidikan, karena proses
pendidikan merupakan tempat untuk meningkatkan dan mengoptinalkan kemampuan
manusia tersebut, guna mencapai apa yang dicita – citakannya dan memenuhi
segala kebutuhannya. Semakin tinggi cita – cita manusia dan semakin beragam
kebutuhannya, manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu pendidikan
sebagai sarana mencapai cita – cita dan memenuhui kebutuhan tersebut.
II.
Isi
Dari
pendahuluan diatas sangatlah penting pendidikan bagi kelangsungan hidup
manusia, dan manusia merupakan makhluk yang sangat berpengaruh terhadap
jalannya pendidikan.
1.
Manusia
a.
Manusia,
Pemimpin Kehidupan
Persoalan mengenai hakikat manusia,
dalam kesempatan ini, pada dasarnya diklasifikasikan menjadi dua hal, yaitu
apakah manusia dan siapakah sebenarnya manusia itu. Sampai hari ini, umumnya
pembahasan tentang hakikat manusia lebih dominan pada aspek ke-siapa-annya
daripada ke-apa-annya. Menurut aspek keapaannya, tidak lebih manusia adalah
sebagai makhluk, seperti makhluk lainnya. Jika dibandingkan dengan makhluk
lainnya justru manusia adalah makhluk yang paling lemah. Fakta membuktikan
bahwa keberadaan manusia mutlak bergantung pada makhluk – makhluk lain. Tanpa
udara, air, dan mineral lainnya, dan bahkan tanpa tumbuhan dan hewan, sulit
bagi manusia untuk eksis, apalagi melangsungkan kehidupannya. Itulah sebabnya,
mengapa keberadaan manusia menyandang kodrat sebagai pemimpin ( khalifah )
dengan sifat arif – bijaksana ( suhartono, 2004:18 ) .
b.
Peran
Keluarga Dalam Pendidikan
Keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah
manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara – cara
pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya
watak, budi pekerti dan kepribadian tiap – tiap manusia. Pendidikan yang
diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh manusia sebagai dasar
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah ( ihsan, 2010 : 57 ).
c.
Manusia
Makhluk Berpikir – Makhluk Pembelajar
Berbeda
dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai potensi berpikir. Potensi berpikir
inilah yang menentukan keistimewaan dirinya sebagai manusia. Pada hakikatnya,
secara menyeluruh kegiatan berpikir dapat pula disebut sebagai kegiatan belajar
untuk mendapatkan pengetahuan baru. Dengan potensi berpikir, manusia dapat
disebut sebagai makhluk pembelajar ( suhartono, 2004 : 34-35 ). Dari pembahasan
tersebut di atas menguatkan bahwa makhluk yang bernama manusia butuh akan pendidikan,
karena di dalam pendidikan inilah potensi berpikir manusia sebagai makhluk
pembelajar dapat dikembangkan dan merubah manusia menjadi makhluk yang lebih
maju dan lebih baik.
2.
Pendidikan
a.
Pengertian
pendidikan secara maha luas
Dalam
pengertian maha luas, pendidikan sama dengan hidup. Pendidikan adalah segala
situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
Pendidikan adalah pengalaman belajar. Oleh karena itu, pendidikan dapat pula
didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang
hidupnya. Dalam pengertian yang maha luas, pendidikan berlangsung tidak dalam
batas usia tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hidup (lifelong) sejak lahir ( bahkan sejak awal hidup dalam kandungan )
hingga mati. (mudyahardjo, 2006 : 45-46). Penjelasan diatas senada dengan
ajaran agama islam yang sering kita dapatkan bahwa “ ‘Uthlubu al-ilma min al-mahdi ila
al-lahdi“ yang artinya“tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke
liang lahat “. Hal ini jelas bahwa selama manusia hidup dan menjalani
kehidupan, menurut pengertian maha luas manusia masih membutuhkan pendidikan.
Pendidikan dalam hal ini tidak hanya sebatas pendidikan yang terlembaga,
pendidikan bisa saja didapatkan dalam lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
bahkan lingkungan kerja. Selama manusia masih hidup manusia akan terus belajar,
selama manusia masih belajar manusia masih berada dalam dunia pendidikan.
b.
Pendidikan
Dalam Arti Sempit
Pengertian
pendidikan secara sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang
diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar
mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan –
hubungan dan tugas – tugas sosial mereka ( dalam buku landasan pendidikan,
2015:27-28 ) .
c.
Pendidikan
dalam arti luas terbatas
Pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah,
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung
disekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di
masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman – pengalaman belajar
terpogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah,
dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan
kemampuan – kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan
hidup secara tepat ( mudyahardjo, 1998 : 11 ).
III.
Kesimpulan
Dari semua pemaparan diatas tentang manusia dan
pendidikan, dapat disimpulkan bahwa antara manusia dan pendidikan ada hubungan
yang sangat erat. Manusia sebagai makhluk yang perlu di didik dan juga mendidik
tidak lepas dari dunia pendidikan. Manusia yang kodratnya sebagai pemimpin di
dunia haruslah tahu bagaimana perannya, tahu arah hidupnya, dan harus menjadi
contoh yang baik. Agar manusia bisa menjadi seperti yang diinginkan dan
menjalani kodratnya sebagai pemimpin di bumi, oleh karena itu manusia harus di
didik dengan benar. Menurut pengertian maha luas tentu saja pendidikan tidak
hanya sebatas pada pendidikan formal yang terlembaga, pendidikan adalah
perjalan hidup yang dilalui manusia itu sendiri. Melalui perjalan hidup yang
panjang manusia dapat belajar dan menjadi sosok yang layak dijadikan pemimpin
di bumi. Sedangkan pendidikan dalam arti sempit, pendidikan dibatasi dalam
ruang lingkup lembaga pendidikan formal, yang sistematis dan terprogram agar
manusia di didik menjadi pribadi yang mempunyai kemampuan dan sadar akan peran
dan tugas sosialnya.
Manusia selalu membutuhkan pendidikan, karena dengan
pendidikan manusia dapat hidup sebagaimana mestinya dan menjalani kehidupan
dengan arah dan tujuan yang benar. Berjalan tidaknya sistem pendidikan
tergantung manusia itu sendiri, karena manusia yang perannya sebagai subjek
pendidikan yang tugasnya menjalankan sistem pendidikan, berhasil tidaknya
pendidikan mendidik anak – anak manusia tergantung manusia itu sendiri yang
berperan sebagai pendidik.
Antara manusia dan pendidikan tidak dapat
dipisahkan, tidak ada manusia maka tidak ada yang namanya pendidikan, begitupun
sebaliknya manusia tanpa pendidikan bisa dikatan seperti hewan. Karena yang
membedakan manusia dan hewan adalah akal yang terdapat pada manusia. Jika
manusia tidak bisa menggunakan akalnya sama saja seperti hewan, untuk itu
manusia perlu di didik agar dapat menggunakan akalnya dengan baik sehingga
menjadi manusia yang utuh.
REFERENSI
Ihsan, Fuad.(2010). Dasar – Dasar Kependidikan. Jakarta : PT Rineke Cipta
Mudyahardjo, Redja.(1998). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mudyahardjo, Redja.(2006). Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Suhartono, Suparlan.(2008). Wawasan pendidikan. Jogjakarta: AR-Ruzz Media
Tim Dosen Upi.(2015). Landasan Pendidikan.Bandung : Sub Koordinator
MKDP Landasan Pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar