DEVELOPING
THE CHARACTER OF INDONESIAN NOTION
IN
THE PSYCHOLOGICAL PERSPECTIVE
PROJECT
UAS
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas
mata
kuliah Psikologi Pendidikan
Oleh
:
Billi
Arifauzan (1407082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
JL. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Telp. (022) 2013163 – 2013164 Fax. (022) 2013651
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu
tercurahkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa
memberikan kita kesehatan jasmani dan rohani.
Sholawat serta salam tidak lupa pula
kita sanjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membebaskan kita
semua dari zaman kejahiliyahan.
Project Psikologi Pendidikan ini
yang berjudul tentang Peran Psikologi Pendidikan dalam Membangun Karakter
Bangsa, disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan yang diampu oleh bapak Medianta Tarigan, M.PSI. Dalam penyusunan project
ini sendiri, penulis tidak sedikit menghadapi kesulitan dan rintangan. Namun,
berkat Do’a dan Restu orang tua, serta dukungan dari teman – teman , dan juga
bimbingan dari dosen pengampu yang pada akhirnya project yang berjudul Peran
Psikologi Pendidikan dalam Membangun Karakter Bangsa ini dapat terselesaikan.
Semoga project ini dapat memenuhi
tugas sebagaimana mestinya dan dapat berguna bagi para pembacanya. Penulis
sadar bahwa project ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritk dan saran serta koreksinya dimana
dapat menyempurnakan project - project berikutnya.
Bandung, 22 Desember 2014
Penulis
KATA PENGANTAR .......................................................................................
2
DAFTAR ISI .......................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
4
1.1.
Latar Belakang .......................................................................................
4
BAB II ISI .......................................................................................
5
2.1.
Pemateri 1 Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd. ...................................................
5
2.2.
Pemateri 2 Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd. ...................................................
7
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................
8
3.1.
Pembahasan .......................................................................................
8
BAB IV KESIMPULAN .......................................................................................
9
4.1.
Implementasi Terhadap Pendidikan ...............................................................
9
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Prof.
Dr. Rochman Natawidjaja
PERAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
PERAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Peran
psikologi pendidikan dalam membangun karakter bangsa, dalam hal ini lebih
ditekankan pada psikologi pedagogik dalam membangun karakter bangsa. Perlu kita
definisikan apa itu psikologi pendidikan, bahwa psikologi pendidikan berbeda
dari cabang-cabang ilmu psikologi lainnya karena tujuan utama dari psikologi
pendidikan adalah mengarah pada pendidikan itu sendiri. Sehingga bisa dikatakan
bahwa akar dari psikologi pendidikan bukan ilmu psikologi, akan tetapi
pedagogik yang dalam hal ini dibantu oleh psikologi.
Psikologi pendidikan ini mempelajari perilaku manusia
dalam belajar dan mengajar hal ini lah
yang membedakan antara psikologi pendidikan dan cabang-cabang ilmu psikologi
yang lain karena memiliki pemahaman dan perbaikan pendidikan sebagai tujuan
utamanya.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Berliner
(1992, p. 145) bahwa “psikologi pendidikan adalah mempelajari apa yang
difikirkan dan diperbuat oleh manusia pada saat mereka mengajar dan belajar
dari kurikulum yang khusus dalam lingkungan yang khusus pula dimana program
pendidikan dan pelatihan dilaksanakan”. Hal ini jelas bahwa tujuan utama
psikologi pendidikan dalam perannya membangun karakter bangsa adalah
mempelajari dan memahami perilaku manusia dalam lingkungan yang khusus, yaitu
lingkungan pendidikan dimana aturan-aturan dalam lingkungan pendidikan tersebut
sudah tertuang dalam kurikulumnya. Dan ketika dalam pelaksanaannya dilihat dari
kacamata psikologi pendidikan bahwa pendidikan yang sedang berlangsung ini
menyimpang dari apa yang telah diatur sebelumnya, maka disini peran psikologi
pendidikan untuk memperbaiki sistem pendidikan yang menyimpang tersebut dan
mengaturnya kembali dalam rangka membangun karakter bangsa.
Ditinjau dari sisi akademik bahwa psikologi pendidikan
merupakan studi tentang pembelajar, belajar, dan mengajar dapat diringkas
menjadi pendidikan. Terutama membahas pemahaman proses mengajar dan belajar
yang terjadi di dalam lingkungan formal, dan mengengbangkan cara untuk
memperbaikinya. Dalam tinjauan akademik psikologi pendidikan mencakup teori
belajar, metode belajar, motivasi, perkembangan kognitif, emosional, dan moral
serta hubungan anak dengan orang tua.
Hal ini guna mempelajari proses belajar mengajar dan cara memperbaikinya yang
menjadi tujuan utama psikologi pendidikan.
BAB
II
ISI
2.1.Pemateri 1
Prof. Dr. Juke R.
Siregar, M.Pd.
PENGEMBANGAN
KARAKTER ANAK DALAM SETTING KELUARGA DAN SEKOLAH
Berkaitan
dengan karakter ada empat (4) bahasan yang berkaitan dengan karakter, yaitu
sebagai berikut :
·
Pengertian
karakter
·
Komponen
karakter yang berkaitan dengan nilai dan moral
·
Prinsip
pengembangan nilai dan moral
·
Ciri individu
berkarakter yang berintegritas
Pertama, berkaitan
dengan pengertian karakter ada dua apsek, yaitu esensi dan definisi dari
karakter. Dalam hal ini esensi dari karakter itu sendiri adalah kualitas dari
dalam individu itu sendiri yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku, senada
dengan para humanistis bahwa karakter terbentuk ketika aktualisasi diri dapat
dicapai. Dari kualitas tersebut yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku akan
mendapat reaksi dari orang lain dimana individu tersebut akan dihormati atau
tidak dihormati. Sedangkan definisi dari karakter itu sendiri menurut Aristoteles,
dalam buku Lickona(1991) bahwa “ karakter merupakan kehidupan yang berlandaskan
pada perilaku baik dalam berelasi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain”.
Dari definisi diatas ketika kita bicara karakter kita berbicara pada kualitas
diri yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku baik berhubungan dengan diri
sendiri maupun dengan orang lain, ketika seseorang mempunyai karakter dan
kualitas diri dalam setiap tingkah lakunya akan mencerminkan nilai-nilai kebajikan
dalam hal ini nilai moral.
Kedua, berkaitan
dengan karakter ada dua komponen yang membentuknya, yaitu nilai dan moral.
Nilai disini merupakan prinsip, standar, kualitas, dan kepatutan yang menjadi
landasan seorang individu dalam berperilaku. Dan moral sendiri merupakan aturan
yang didasari nilai untuk digunakan sebagai kerangka dalam berpikir dan
bertingkah laku dengan kemampuan membedakan benar dan salah. Jadi , nilai yang
menjadi landasan dan dasar individu dalam berperilaku sedangkan moral merupakan
aturan – aturan yang menuntun individu itu sendiri dalam berpikir dan
berperilaku sehingga individu dapat membedakan sesuatu mana yang benar dan mana
yang salah. Jika demikian individu tersebut dapat dikatakan seseorang yang
berkarakter. Nilai dan moral dalam pembentukan karakter tidak dapat dipisahkan,
karena keduanya saling berhubungan nilai yang menjadi dasar dan landasan diimplementasikan
menjadi aturan – aturan individu dalam berperilaku. Nilai bisa bersumber dari
mana saja baik nilai agama, budaya luhur, dan lain sebagainya asalkan itu
mencerminkan sesuatu yang baik dan tidak baik shingga moral akan mengatur
individu untuk mengarah kepada sesuatu yang baik. Oleh karena itu, nilai dan
moral ini selalu ditampilkan dalam bentuk prilaku yang baik, yang lazim kita
sebut karakter.
Ketiga, prinsip
dasar pembetukan dan pengembangan karakter. Nilai dan moral menentukan perilaku
yang baik. Dalam pembentukan dan pengembangan karakter, strategi dan pendekatan apa yang harus kita
terapkan baik di lingkungan rumah atau keluarga maupun di lingkungan sekolah.
Antara lingkungan rumah dan sekolah tidak jauh berbeda karena guru – guru di
sekolah merupakan wakil orang tua, hanya
bebrapa jam kita di sekolah dan selebihnya kita berada dalam lingkungan
rumah dan keluarga, tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan keluarga dan
sekitarnya merupakan faktor yang dominan dalam pembentukan karakter individu.
Dalam pembentukan dan pengembangan karakter disini kita menggunakan pendekatan
positif, yaitu kita selalu melihat orang lain dari sisi psitifnya bahwa oranng
lain itu mempunyai kelebihan, kemampuan, dan keterampilan dan lain sebagainya
yang harus dikembangkan. Pendekatan ini dicerminkan dalam bentuk disiplin dan
relasi yang positif, artinya anak bukanlah pengikut jadikan anak sebagai
individu yang menentukan sesuatu dengan pertimbangan nilai dan moral yang telah
dia miliki dan menciptakan sendiri relasi dengan orang lain berdasar
positifisme bahwa memandang orang lain dari segi positifnya. Kita sering
memandang orang lain hanya sebelah mata bahwa orang itu tidak bisa ini, tidak
mempunyai ini, dan tidak mempunyai keterampilan. Dalam pendekatan ini kita
tidak memandang itu, akan tetapi kita memandang orang lain dari segi positif
bahwa kita memandang apa yang harus dikembangkan dari individu tersebut.
Kemudian melalui disiplin dan relasi kita melatih anak untuk dapat menentukan
jalan hidupnya sendiri tentu saja dengan dilandasi nilai dan moral, anak harus
dilatih agar bisa mengemukakan pendapatnya dan bisa memutuskan sesuatu untuk
hidupnya berdasar nilai dan moral. dalam pendekatan positif ini dirasa efektif
dalam pembentukan dan pengembangan karakter. Dalam pendekatan selanjutnya kita
memandang bahwa anak sebagai makhluk sosial artinya kita tidak boleh melihat
anak itu berdiri sendiri, akan tetapi anak selalu membutuhkan orang lain dan
selalu berelasi dengan orang lain. Anak harus dilatih berperilaku dalam konteks
sosial baik itu di lingkungan rumah maupun sekolah semuanya dalam konteks
sosial. Kemudian anak harus dilatih untuk dapat memutuskan tentang dirinya
bagaimana dia bertingkah laku serta memahami dan berpikir tentang orang lain.
Dalam pengembangannya lingkungan dapat kita katakan faktor dominan dalam
pembentukan karakter terlepas dari pembawaan lahir (herediter) dan kematangan
individu itu sendiri (time). Karena lingkungan dalah faktor dominan yang dapat
membentuk karakter, kita melatih anak itu untuk hidup sosial, memahami tentang
orang lain dan bertindak terhadap orang lain. Dari pemaparan diatas bahwa
prinsip dasar pembentukan dan pengembangan karakter adalah anak harus didekati
dangan pendakatan positif dan memandang anak sebagai makhluk sosial serta
melatih anak untuk memutuskan sesuatu tentang dirinya. Selanjutnya dalam
pembentukan dan pengembangan karakter anak harus memahami terlabih dahulu nilai
dan moral apa yang dia miliki ini berkaitan dengan pengetahuan tentang dirinya
sendiri sadar bahwa dia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan relasi dan
interaksi dengan orang lain, sadar untuk
bertingkah laku baik berdasar nilai dan moral. Sehingga anak tahu tentang perasaan
nilai dan moral yang menjadi landasan dalam bertingkah laku.
Keempat, berkaitan
ciri individu yang berkarakter. Individu yang berkarakter disini adalah
individu yang berintegritas, artinya individu akan konsisten dalam bertingkah
laku dan selalu mengandung nilai dan moral dalam setiap tingkah lakunya dan
selalu menghargai kehidupan dalam berinteraksi dengan orang lain.
2.2.Pemateri 2
Prof. Dr. Juntika
Nurihsan, M.Pd.
PERAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER
BANGSA INDONESIA
Karakter merupakn identitas kemajuan suatu bangsa seperti
apa yang dikatan oleh Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno bahwa jika ingin
suatu negara mengalami kemajuan, dan beradab maka harus diperbaiki karakter dan
akhlak bangsa. Di negara Indonesia sendiri karakter anak – anak bangsa semakin
memprihatinkan, disisi lain pemerintah menggembor – gemborkan nilai pendidikan
karakter akan tetapi disisi lain realitas dari karakter bangsa Indonesia belum
menunjukan peranan pendidikan karakter. Dalam penerapannya pendidikan karakter
tidak bisa diterapkan hanya dalam dunia pendidikan formal, namun harus harus
ada kerjasama dengan pendidikan non formal. Peran media sosial, pemerintah, dan
tokoh masyarakat serta seluruh komponen bangsa harus ikut andil dalam
mengindahkan pendidikan karakter. Landasan karakter adalah nilai – nilai dan
nilai – nilai ditemukan dalam lingkungan, budaya dan lain sebagainya negara
indonesia sendiri kaya akan budaya luhur yang artinya kaya akan nilai – nilai
luhur. Dalam pendidikan karakter kita tidak cukup hanya tahu, tetapi kita harus
konsisten, komitmen dan melakukan apa yang menjadi nilai karakter. Dan setiap
nilai budaya di daerah – daerah di Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dan
berbeda – beda meskipun dalam bingkai pancasila. Ini artinya ada nilai lokal,
nilai luhur budaya daerah yang dapat kita angkat menjadi nilai bangsa dimana ini menjadi landasan
pendidikan karakter bangsa Indonesia.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Pembahasan
Karakter
merupakan fondasi dan indikator kemajuan peradaban suatu bangsa. Bangsa
Indonesia perlu membenahi karakter anak – anak bangsa, disini peran psikologi
pendidikan sangat dibutuhkan untuk mengangkat, menanamkan, dan
menginternalisasikan nilai – nilai budaya luhur kepada anak – anak bangsa.
Peran psikologi pendidikan terbatas pada pendidikan formal, untuk itu dalam
lingkungan keluarga harus juga menanamkan nilai – nilai luhur kepada anak –
anaknya disini lah peran pendidikan non formal seperti pemerintah, media
informasi tokoh masyarakat, dan seluruh komponen bangsa untuk selalu
mensosialisasikan nilai – nilai luhur guna membangun dan membentuk karakter
bangsa.
Seringkali
kita menganggap bahwa kemajuan peradaban suatu bangsa hanya dilihat dari sisi
ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi yang pesat adalah suatu kemajuan peradaban.
Namun demikian, anggapan tersebut tidak mutlak dalam kemajuan peradaban suatu
bangsa. Disisi lain kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas diri
suatu bangsa, artinya karakter suatu bangsa juga dominan dalam menentukan
kemajuan peradaban suatu bangsa. Untuk itu kita harus sadar bahwa betapa
pentingnya suatu karakter dalam membangun bangsa yang hebat.
Untuk
bangsa Indonesia sendiri nilai – nilai luhur yang dapat membentuk karakter
bangsa tertuang dalam pancasila yang menjadi dasar dan landasan negara. Dalam
prakteknya untuk membentuk karakter kita tidak hanya hafal teks pancasila
tersebut, namun kita harus menghayati esensinya dan mengamalkan dalam bentuk
perilaku yang berdasar pada nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila
terlebih lagi kepada orang tua, tokoh masyarakat, guru, dosen, dan bahkan
petinggi negara seperti presiden harus memberi contoh perilaku sesuai dengan
nilai yang terkandung dalam pancasila. Yang kemudian berharap dicontoh oleh
anak – anak bangsa. Yang menjadi ironi adalah disisi lain kita menggembor – gemborkan
pendidikan karakter, tetapi disisi lain yang menjadi panutan anak bangsa
seperti guru, dosen, bahkan petinggi negara tidak mencerminkan perilaku yang
berdasar nilai luhur pancasila seperti yang telah banyak diberitakan di media
massa.
BAB
IV
KESIMPULAN
4.1. Implementasi Terhadap Pendidikan
Melihat
dari semua pemaparan tersebut di atas sangat penting untuk menanamkan karakter
kepada anak atau individu. Dalam dunia pendidikan khususnya yang menjadi tempat
kedua setelah keluarga bagi anak dalam beraktivitas menimba ilmu dan
mngembangkan potensi diri, baiknya harus menekankan dan menanamkan nilai –
nilai moral yang menjadi landasan pembentukan karakter kepada peserta didiknya.
Dari
kurikulum pendidikan yang menjadi acuan dan landasan instansi pendidikan dalam
menjalankan kgiatan pendidikannya harus memuat dan terkandung nilai – nilai
moral yang luhur untuk membentuk karakter pserta didik. Disini peran psikolog
pendidikan sangat dibutuhkan dalam perancangan kurikulum pendidikan yang dapat
membentuk karakter peserta didik. Karena spesialis psikolog pendidikan yang
mengamati serta memahami psikologis peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Sehingga psikolog pendidikan tahu apa yang harus terkandung dalam kurikulum
pendidikan yang menjadi acuan dan landasan kegiatan pendidikan.
Setelah
kurikulum pendidikan dirancang sedemikian rupa dan dibantu oleh psikolog
pendidikan yang memuat nilai – nilai moral sebagai dasar pembentukan karakter.
Sekarang peran seorang pengajar yaitu guru atau dosen yang menjadi konservator atau pemelihara nilai –
nilai moral yang menjadi dasar pembentukan karakter untuk memelihara dengan
baik. Selnjutnya seorang pengajar harus menjadi transmitor atau penerus nilai – nilai moral kepada peserta didik.
Seorang pengajar sejatinya mempunyai peran penting dalam terbentuknya karakter
peserta didik, untuk itu seorang pengajar tidak hanya mentransfer ilmu
pengetahuan semata, namun harus menyampaikan nila – nilai moral yang telah
terkandung dalam kurikulum pendidikan. Seorang pengajar yaitu guru dan dosen
harus menjadi contoh yang baik dan menjadi transformator
atau penerjemah nilai – nilai moral dalam setiap perilakunya agar dapat
dicontoh oleh peserta didiknya. Dan pada akhirnya seorang pengajar harus
menjadi organisator atau penyelenggara
pendidikan yang didalam kurikulumnya telah terkandung nilai – nilai moral yang
menjadi dasar terbentuknya karakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar