Jumat, 06 Maret 2015

laporan seminar project uas



DEVELOPING THE CHARACTER OF INDONESIAN NOTION
IN THE PSYCHOLOGICAL PERSPECTIVE

PROJECT UAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Psikologi Pendidikan
Oleh :
Billi Arifauzan (1407082)

download.jpg

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014

JL. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Telp. (022) 2013163 – 2013164 Fax. (022) 2013651
Laman : http://www.upi.edu e-mail : info@upi.edu



KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur selalu tercurahkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa memberikan kita kesehatan jasmani dan rohani.
            Sholawat serta salam tidak lupa pula kita sanjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membebaskan kita semua dari zaman kejahiliyahan.
            Project Psikologi Pendidikan ini yang berjudul tentang Peran Psikologi Pendidikan dalam Membangun Karakter Bangsa, disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh bapak Medianta Tarigan, M.PSI. Dalam penyusunan project ini sendiri, penulis tidak sedikit menghadapi kesulitan dan rintangan. Namun, berkat Do’a dan Restu orang tua, serta dukungan dari teman – teman , dan juga bimbingan dari dosen pengampu yang pada akhirnya project yang berjudul Peran Psikologi Pendidikan dalam Membangun Karakter Bangsa ini dapat terselesaikan.
            Semoga project ini dapat memenuhi tugas sebagaimana mestinya dan dapat berguna bagi para pembacanya. Penulis sadar bahwa project ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritk dan saran serta koreksinya dimana dapat menyempurnakan project - project berikutnya.


Bandung, 22 Desember 2014


Penulis



KATA PENGANTAR                       ....................................................................................... 2
DAFTAR ISI                                      ....................................................................................... 3

BAB I             PENDAHULUAN     ....................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang                 ....................................................................................... 4

BAB II                        ISI                               ....................................................................................... 5
2.1. Pemateri 1 Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd.        ................................................... 5
2.2. Pemateri 2 Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd.     ................................................... 7

BAB III          PEMBAHASAN        ....................................................................................... 8
3.1. Pembahasan                     ....................................................................................... 8

BAB IV          KESIMPULAN          ....................................................................................... 9
4.1. Implementasi Terhadap Pendidikan        ............................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Prof. Dr. Rochman Natawidjaja
PERAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Peran psikologi pendidikan dalam membangun karakter bangsa, dalam hal ini lebih ditekankan pada psikologi pedagogik dalam membangun karakter bangsa. Perlu kita definisikan apa itu psikologi pendidikan, bahwa psikologi pendidikan berbeda dari cabang-cabang ilmu psikologi lainnya karena tujuan utama dari psikologi pendidikan adalah mengarah pada pendidikan itu sendiri. Sehingga bisa dikatakan bahwa akar dari psikologi pendidikan bukan ilmu psikologi, akan tetapi pedagogik yang dalam hal ini dibantu oleh psikologi.
            Psikologi pendidikan ini mempelajari perilaku manusia dalam belajar dan mengajar  hal ini lah yang membedakan antara psikologi pendidikan dan cabang-cabang ilmu psikologi yang lain karena memiliki pemahaman dan perbaikan pendidikan sebagai tujuan utamanya.
            Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Berliner (1992, p. 145) bahwa “psikologi pendidikan adalah mempelajari apa yang difikirkan dan diperbuat oleh manusia pada saat mereka mengajar dan belajar dari kurikulum yang khusus dalam lingkungan yang khusus pula dimana program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan”. Hal ini jelas bahwa tujuan utama psikologi pendidikan dalam perannya membangun karakter bangsa adalah mempelajari dan memahami perilaku manusia dalam lingkungan yang khusus, yaitu lingkungan pendidikan dimana aturan-aturan dalam lingkungan pendidikan tersebut sudah tertuang dalam kurikulumnya. Dan ketika dalam pelaksanaannya dilihat dari kacamata psikologi pendidikan bahwa pendidikan yang sedang berlangsung ini menyimpang dari apa yang telah diatur sebelumnya, maka disini peran psikologi pendidikan untuk memperbaiki sistem pendidikan yang menyimpang tersebut dan mengaturnya kembali dalam rangka membangun karakter bangsa.
            Ditinjau dari sisi akademik bahwa psikologi pendidikan merupakan studi tentang pembelajar, belajar, dan mengajar dapat diringkas menjadi pendidikan. Terutama membahas pemahaman proses mengajar dan belajar yang terjadi di dalam lingkungan formal, dan mengengbangkan cara untuk memperbaikinya. Dalam tinjauan akademik psikologi pendidikan mencakup teori belajar, metode belajar, motivasi, perkembangan kognitif, emosional, dan moral serta  hubungan anak dengan orang tua. Hal ini guna mempelajari proses belajar mengajar dan cara memperbaikinya yang menjadi tujuan utama psikologi pendidikan.


BAB II
ISI
2.1.Pemateri 1

Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd.
PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK DALAM SETTING KELUARGA DAN SEKOLAH
            Berkaitan dengan karakter ada empat (4) bahasan yang berkaitan dengan karakter, yaitu sebagai berikut :
·         Pengertian karakter
·         Komponen karakter yang berkaitan dengan nilai dan moral
·         Prinsip pengembangan nilai dan moral
·         Ciri individu berkarakter yang berintegritas
Pertama, berkaitan dengan pengertian karakter ada dua apsek, yaitu esensi dan definisi dari karakter. Dalam hal ini esensi dari karakter itu sendiri adalah kualitas dari dalam individu itu sendiri yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku, senada dengan para humanistis bahwa karakter terbentuk ketika aktualisasi diri dapat dicapai. Dari kualitas tersebut yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku akan mendapat reaksi dari orang lain dimana individu tersebut akan dihormati atau tidak dihormati. Sedangkan definisi dari karakter itu sendiri menurut Aristoteles, dalam buku Lickona(1991) bahwa “ karakter merupakan kehidupan yang berlandaskan pada perilaku baik dalam berelasi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain”. Dari definisi diatas ketika kita bicara karakter kita berbicara pada kualitas diri yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku baik berhubungan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain, ketika seseorang mempunyai karakter dan kualitas diri dalam setiap tingkah lakunya akan mencerminkan nilai-nilai kebajikan dalam hal ini nilai moral.
Kedua, berkaitan dengan karakter ada dua komponen yang membentuknya, yaitu nilai dan moral. Nilai disini merupakan prinsip, standar, kualitas, dan kepatutan yang menjadi landasan seorang individu dalam berperilaku. Dan moral sendiri merupakan aturan yang didasari nilai untuk digunakan sebagai kerangka dalam berpikir dan bertingkah laku dengan kemampuan membedakan benar dan salah. Jadi , nilai yang menjadi landasan dan dasar individu dalam berperilaku sedangkan moral merupakan aturan – aturan yang menuntun individu itu sendiri dalam berpikir dan berperilaku sehingga individu dapat membedakan sesuatu mana yang benar dan mana yang salah. Jika demikian individu tersebut dapat dikatakan seseorang yang berkarakter. Nilai dan moral dalam pembentukan karakter tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling berhubungan nilai yang menjadi dasar dan landasan diimplementasikan menjadi aturan – aturan individu dalam berperilaku. Nilai bisa bersumber dari mana saja baik nilai agama, budaya luhur, dan lain sebagainya asalkan itu mencerminkan sesuatu yang baik dan tidak baik shingga moral akan mengatur individu untuk mengarah kepada sesuatu yang baik. Oleh karena itu, nilai dan moral ini selalu ditampilkan dalam bentuk prilaku yang baik, yang lazim kita sebut karakter.
Ketiga, prinsip dasar pembetukan dan pengembangan karakter. Nilai dan moral menentukan perilaku yang baik. Dalam pembentukan dan pengembangan karakter,  strategi dan pendekatan apa yang harus kita terapkan baik di lingkungan rumah atau keluarga maupun di lingkungan sekolah. Antara lingkungan rumah dan sekolah tidak jauh berbeda karena guru – guru di sekolah merupakan wakil orang tua, hanya  bebrapa jam kita di sekolah dan selebihnya kita berada dalam lingkungan rumah dan keluarga, tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan keluarga dan sekitarnya merupakan faktor yang dominan dalam pembentukan karakter individu. Dalam pembentukan dan pengembangan karakter disini kita menggunakan pendekatan positif, yaitu kita selalu melihat orang lain dari sisi psitifnya bahwa oranng lain itu mempunyai kelebihan, kemampuan, dan keterampilan dan lain sebagainya yang harus dikembangkan. Pendekatan ini dicerminkan dalam bentuk disiplin dan relasi yang positif, artinya anak bukanlah pengikut jadikan anak sebagai individu yang menentukan sesuatu dengan pertimbangan nilai dan moral yang telah dia miliki dan menciptakan sendiri relasi dengan orang lain berdasar positifisme bahwa memandang orang lain dari segi positifnya. Kita sering memandang orang lain hanya sebelah mata bahwa orang itu tidak bisa ini, tidak mempunyai ini, dan tidak mempunyai keterampilan. Dalam pendekatan ini kita tidak memandang itu, akan tetapi kita memandang orang lain dari segi positif bahwa kita memandang apa yang harus dikembangkan dari individu tersebut. Kemudian melalui disiplin dan relasi kita melatih anak untuk dapat menentukan jalan hidupnya sendiri tentu saja dengan dilandasi nilai dan moral, anak harus dilatih agar bisa mengemukakan pendapatnya dan bisa memutuskan sesuatu untuk hidupnya berdasar nilai dan moral. dalam pendekatan positif ini dirasa efektif dalam pembentukan dan pengembangan karakter. Dalam pendekatan selanjutnya kita memandang bahwa anak sebagai makhluk sosial artinya kita tidak boleh melihat anak itu berdiri sendiri, akan tetapi anak selalu membutuhkan orang lain dan selalu berelasi dengan orang lain. Anak harus dilatih berperilaku dalam konteks sosial baik itu di lingkungan rumah maupun sekolah semuanya dalam konteks sosial. Kemudian anak harus dilatih untuk dapat memutuskan tentang dirinya bagaimana dia bertingkah laku serta memahami dan berpikir tentang orang lain. Dalam pengembangannya lingkungan dapat kita katakan faktor dominan dalam pembentukan karakter terlepas dari pembawaan lahir (herediter) dan kematangan individu itu sendiri (time). Karena lingkungan dalah faktor dominan yang dapat membentuk karakter, kita melatih anak itu untuk hidup sosial, memahami tentang orang lain dan bertindak terhadap orang lain. Dari pemaparan diatas bahwa prinsip dasar pembentukan dan pengembangan karakter adalah anak harus didekati dangan pendakatan positif dan memandang anak sebagai makhluk sosial serta melatih anak untuk memutuskan sesuatu tentang dirinya. Selanjutnya dalam pembentukan dan pengembangan karakter anak harus memahami terlabih dahulu nilai dan moral apa yang dia miliki ini berkaitan dengan pengetahuan tentang dirinya sendiri sadar bahwa dia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan relasi dan interaksi  dengan orang lain, sadar untuk bertingkah laku baik berdasar nilai dan moral. Sehingga anak tahu tentang perasaan nilai dan moral yang menjadi landasan dalam bertingkah laku.
Keempat, berkaitan ciri individu yang berkarakter. Individu yang berkarakter disini adalah individu yang berintegritas, artinya individu akan konsisten dalam bertingkah laku dan selalu mengandung nilai dan moral dalam setiap tingkah lakunya dan selalu menghargai kehidupan dalam berinteraksi dengan orang lain.

2.2.Pemateri 2

Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd.
PERAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA INDONESIA
            Karakter merupakn identitas kemajuan suatu bangsa seperti apa yang dikatan oleh Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno bahwa jika ingin suatu negara mengalami kemajuan, dan beradab maka harus diperbaiki karakter dan akhlak bangsa. Di negara Indonesia sendiri karakter anak – anak bangsa semakin memprihatinkan, disisi lain pemerintah menggembor – gemborkan nilai pendidikan karakter akan tetapi disisi lain realitas dari karakter bangsa Indonesia belum menunjukan peranan pendidikan karakter. Dalam penerapannya pendidikan karakter tidak bisa diterapkan hanya dalam dunia pendidikan formal, namun harus harus ada kerjasama dengan pendidikan non formal. Peran media sosial, pemerintah, dan tokoh masyarakat serta seluruh komponen bangsa harus ikut andil dalam mengindahkan pendidikan karakter. Landasan karakter adalah nilai – nilai dan nilai – nilai ditemukan dalam lingkungan, budaya dan lain sebagainya negara indonesia sendiri kaya akan budaya luhur yang artinya kaya akan nilai – nilai luhur. Dalam pendidikan karakter kita tidak cukup hanya tahu, tetapi kita harus konsisten, komitmen dan melakukan apa yang menjadi nilai karakter. Dan setiap nilai budaya di daerah – daerah di Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda – beda meskipun dalam bingkai pancasila. Ini artinya ada nilai lokal, nilai luhur budaya daerah yang dapat kita angkat menjadi  nilai bangsa dimana ini menjadi landasan pendidikan karakter bangsa Indonesia.
           


BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pembahasan

Karakter merupakan fondasi dan indikator kemajuan peradaban suatu bangsa. Bangsa Indonesia perlu membenahi karakter anak – anak bangsa, disini peran psikologi pendidikan sangat dibutuhkan untuk mengangkat, menanamkan, dan menginternalisasikan nilai – nilai budaya luhur kepada anak – anak bangsa. Peran psikologi pendidikan terbatas pada pendidikan formal, untuk itu dalam lingkungan keluarga harus juga menanamkan nilai – nilai luhur kepada anak – anaknya disini lah peran pendidikan non formal seperti pemerintah, media informasi tokoh masyarakat, dan seluruh komponen bangsa untuk selalu mensosialisasikan nilai – nilai luhur guna membangun dan membentuk karakter bangsa.
Seringkali kita menganggap bahwa kemajuan peradaban suatu bangsa hanya dilihat dari sisi ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi yang pesat adalah suatu kemajuan peradaban. Namun demikian, anggapan tersebut tidak mutlak dalam kemajuan peradaban suatu bangsa. Disisi lain kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas diri suatu bangsa, artinya karakter suatu bangsa juga dominan dalam menentukan kemajuan peradaban suatu bangsa. Untuk itu kita harus sadar bahwa betapa pentingnya suatu karakter dalam membangun bangsa yang hebat.
Untuk bangsa Indonesia sendiri nilai – nilai luhur yang dapat membentuk karakter bangsa tertuang dalam pancasila yang menjadi dasar dan landasan negara. Dalam prakteknya untuk membentuk karakter kita tidak hanya hafal teks pancasila tersebut, namun kita harus menghayati esensinya dan mengamalkan dalam bentuk perilaku yang berdasar pada nilai – nilai luhur yang terkandung dalam pancasila terlebih lagi kepada orang tua, tokoh masyarakat, guru, dosen, dan bahkan petinggi negara seperti presiden harus memberi contoh perilaku sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pancasila. Yang kemudian berharap dicontoh oleh anak – anak bangsa. Yang menjadi ironi adalah disisi lain kita menggembor – gemborkan pendidikan karakter, tetapi disisi lain yang menjadi panutan anak bangsa seperti guru, dosen, bahkan petinggi negara tidak mencerminkan perilaku yang berdasar nilai luhur pancasila seperti yang telah banyak diberitakan di media massa.


BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Implementasi Terhadap Pendidikan

Melihat dari semua pemaparan tersebut di atas sangat penting untuk menanamkan karakter kepada anak atau individu. Dalam dunia pendidikan khususnya yang menjadi tempat kedua setelah keluarga bagi anak dalam beraktivitas menimba ilmu dan mngembangkan potensi diri, baiknya harus menekankan dan menanamkan nilai – nilai moral yang menjadi landasan pembentukan karakter kepada peserta didiknya.
Dari kurikulum pendidikan yang menjadi acuan dan landasan instansi pendidikan dalam menjalankan kgiatan pendidikannya harus memuat dan terkandung nilai – nilai moral yang luhur untuk membentuk karakter pserta didik. Disini peran psikolog pendidikan sangat dibutuhkan dalam perancangan kurikulum pendidikan yang dapat membentuk karakter peserta didik. Karena spesialis psikolog pendidikan yang mengamati serta memahami psikologis peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sehingga psikolog pendidikan tahu apa yang harus terkandung dalam kurikulum pendidikan yang menjadi acuan dan landasan kegiatan pendidikan.
Setelah kurikulum pendidikan dirancang sedemikian rupa dan dibantu oleh psikolog pendidikan yang memuat nilai – nilai moral sebagai dasar pembentukan karakter. Sekarang peran seorang pengajar yaitu guru atau dosen yang menjadi konservator atau pemelihara nilai – nilai moral yang menjadi dasar pembentukan karakter untuk memelihara dengan baik. Selnjutnya seorang pengajar harus menjadi transmitor atau penerus nilai – nilai moral kepada peserta didik. Seorang pengajar sejatinya mempunyai peran penting dalam terbentuknya karakter peserta didik, untuk itu seorang pengajar tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan semata, namun harus menyampaikan nila – nilai moral yang telah terkandung dalam kurikulum pendidikan. Seorang pengajar yaitu guru dan dosen harus menjadi contoh yang baik dan menjadi transformator atau penerjemah nilai – nilai moral dalam setiap perilakunya agar dapat dicontoh oleh peserta didiknya. Dan pada akhirnya seorang pengajar harus menjadi organisator atau penyelenggara pendidikan yang didalam kurikulumnya telah terkandung nilai – nilai moral yang menjadi dasar terbentuknya karakter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar